10 Mata Uang dengan Nilai Tukar Tertinggi di Dunia (Per 2024)

  1. Dinar Kuwait (KWD)
    Dinar Kuwait adalah mata uang dengan nilai tukar tertinggi di dunia. Ekonomi Kuwait yang kuat, didukung oleh cadangan minyak yang besar dan sistem keuangan yang stabil, membuat nilai mata uang ini tetap tinggi.
  2. Dinar Bahrain (BHD)
    Sebagai negara kecil dengan ekonomi berbasis minyak, Dinar Bahrain memiliki nilai tukar yang sangat tinggi terhadap mata uang lain. Pemerintah Bahrain juga menjaga kurs tetap terhadap dolar AS.
  3. Rial Oman (OMR)
    Rial Oman dikenal dengan stabilitasnya yang tinggi. Pemerintah Oman telah menetapkan kurs tetap terhadap dolar AS, yang membuat mata uang ini sangat berharga.
  4. Dinar Yordania (JOD)
    Meskipun Yordania bukan negara penghasil minyak, Dinar Yordania tetap kuat berkat kebijakan moneter yang ketat dan kurs tetap terhadap dolar AS.
  5. Pound Sterling (GBP)
    Sebagai mata uang tertua di dunia, Pound Sterling memiliki reputasi yang kuat dalam perdagangan internasional, terutama di sektor keuangan global.
  6. Dolar Kepulauan Cayman (KYD)
    Kepulauan Cayman adalah pusat keuangan lepas pantai terkenal, yang menjadikan Dolar Kepulauan Cayman salah satu mata uang paling bernilai.
  7. Franc Swiss (CHF)
    Sebagai simbol stabilitas ekonomi, Franc Swiss sering dianggap sebagai “safe haven” dalam perdagangan internasional. Stabilitas politik dan ekonomi Swiss mendukung nilai tinggi mata uang ini.
  8. Euro (EUR)
    Mata uang yang digunakan oleh 19 negara di Uni Eropa ini adalah salah satu mata uang terkuat karena mencerminkan kekuatan ekonomi kolektif kawasan tersebut.
  9. Dolar Amerika Serikat (USD)
    Sebagai mata uang cadangan global, Dolar AS memiliki permintaan yang tinggi dalam perdagangan internasional, meskipun nilai nominalnya lebih rendah dibandingkan mata uang lain di daftar ini.
  10. Dolar Kanada (CAD)
    Dikenal sebagai “loonie,” Dolar Kanada tetap kuat karena ekonomi Kanada yang stabil dan kekayaan sumber daya alam, terutama minyak dan gas.

Nilai tukar ini bersifat dinamis dan dapat berubah tergantung pada kondisi ekonomi global, inflasi, serta kebijakan moneter masing-masing negara.