Pembuat 3D NAND Jepang Kioxia telah mengusulkan kesepakatan kepada investornya SK Hynix (yang juga merupakan saingan pembuat 3D NAND dari Korea Selatan), menawarkannya untuk memproduksi memori non-volatile di pabrik Kioxia di Jepang, lapor Reuters yang mengutip kantor berita Jiji . Langkah ini bertujuan agar SK Hynix berubah pikiran terkait rencana merger Kioxia dengan Western Digital. Sementara itu, masih harus dilihat apakah SK Hynix tertarik.
Negosiasi antara Kioxia dan Western Digital terhenti tahun lalu ketika SK Hynix, sebuah perusahaan Korea Selatan, menyatakan penolakannya terhadap pembentukan konglomerat chip memori 3D NAND antara perusahaan Amerika dan Jepang. SK Hynix punya alasan untuk menghentikan merger karena Kioxia dan Western Digital akan menciptakan pemain yang jauh lebih besar daripada SK Hynix.
Untuk mengatasi kendala ini dan mendapatkan dukungan SK Hynix, Kioxia menyarankan agar SK Hynix diizinkan menggunakan pabrik 3D NAND Jepang yang dioperasikan bersama oleh Kioxia dan Western Digital untuk produksi chip. Tawaran strategis ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi persetujuan merger, yang pada akhirnya menciptakan pemain besar di pasar chip memori 3D NAND global.
Dengan kapasitas tambahan dari Kioxia, SK Hynix dapat meningkatkan output memori 3D NAND secara signifikan tanpa berinvestasi dalam memperluas pabriknya atau membangun pabrik baru, yang secara umum terlihat seperti kesepakatan yang menarik. Sementara itu, syarat finansial dari kesepakatan tersebut sama sekali tidak diketahui.
Perusahaan gabungan antara Kioxia dan Western Digital akan menguasai sekitar sepertiga (31,4%) pasar 3D NAND global berdasarkan pendapatan, menurut pangsa pasar Q3 2023 yang dilacak oleh TrendForce. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pangsa SK Hynix sebesar 20,2% dan sebanding dengan pangsa Samsung sebesar 31,4%. Sementara itu, meskipun sebagian kapasitas produksi Kioxia (atau entitas hasil merger) diberikan kepada SK Hynix, perusahaan baru tersebut kemungkinan besar akan lebih besar dibandingkan raksasa memori asal Korea Selatan tersebut, sehingga perusahaan tersebut mungkin masih menganggapnya sebagai ancaman yang signifikan.
Perlu dicatat bahwa baik Kioxia maupun SK Hynix belum mengkonfirmasi pembicaraan mengenai kapasitas, jadi informasi tersebut sebaiknya diambil dengan hati-hati.